Kaligrafi


JENIS-JENIS KALIGRAFI
1.      Khath Naskhi.
Khath naskhi adalah khath yang sangat mendasar dan biasanya khath jenis ini dipelajari oleh para pemula yang ingin belajar kaligrafi dan dalam setiap buku panduan kaligrafi yang sudah beredarpun menemppatkan posisi khath naskhhi ini juga pada tempat pertama sebelum kemudian dilanjutkan dengan jenis khath-khath yang lainnya. Selain itu ciri yang sangat mudah dilihat dan dijadikan ukuran untuk membedakan khath naskhi ini dengan khath yang lainnya adalah dari bentuknya yang sangat jelas dan mudah dibaca seperti pengertian yang telah ditulis oleh C. Israr dalam bukunya bahwa khath naskah adalah tulisan yang jelas dan mudah dibaca.

Khath naskhi juga sangat mudah kita dapati disekitar kita karena memang keberadaannya yang selain jelas juga mudah dibaca untuk lebih kongkrit contoh yang mudah kita temui adalah pada tulisan al-Qur’an yang kita baca, itulah yang dimaksud dengan khath naskhi. Karena kemudahannya dan kejelasannya, khath ini banyak digunakan untuk kepentingan-kepentingan penulisan naskah seperti al-Qur’an, buku-buku ilmiah, surat menyurat dan karya-karya lain yang dimaksudkan untuk mudah dibaca. Untuk lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini.

2.      Khath Tsulust.
Khath tsulust adalah khath yang masuk dalam tahapan kedua dalam belajar kaligrafi berikut pula diberbagai buku kaligrafi yang telah beredar, kaligrafi jenis tsulus menempati posisi kedua setelah khath naskhi. Adapun ciri yang sangat menonjol dari khath ini adalah bentuknya yang artistik lentur, elastis dan bisa dibuat menjadi berbagai betuk sesuai keinginan. Nilai artistiknya terletak pada keindahannya dilihat dan berbagai tambahan ornamen dan syakal yang memenuhi setiap ruang yang ada pada kaligrafi yang berfungsi sebagai tasyin.

Kelenturan dan elastisitas dari khath tsuluts ini terlihat pada kemudahannya seorang kaligrafer untuk merubah bentuk kaligrafi ini menjadi berbagai design pola seperti pola bulat, oval, segitiga dan bahkan pola-pola benda yang ada disekitar kita seperti burung, harimau, ular, perahu, bangunan, teko dan lain-lain. Karena berbagai kelebuhan ini maka tidak jarang kaligrafi jenis ini kita temui pada dekorasi-dekorasi dinding masjid, kubah masjid, lukisan, dan bangunan serta benda-benda lainnya. Untuk lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini.

3.      Khath Diwani.
Khath diwani adalah khath yang juga memiliki tingkat kelenturan dan keelastisan yang tidak kalah dengan khath tsulust oleh karenanya khath jenis inipun banyak digunakan untuk menulis berbagai dokument-dokument penting, buku-buku resmi, sampul kitab, dan bahkan pada zaman modern kaligrafi ini digunakan untuk menulis sertifikat lalu berfungsi sebagai alat dekorasi.

Dalam buku Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam karya Drs. H. D. Sirojuddin AR, M.Ag menjelaskan bahwa penamaannya dengan Diwani adalah nisbah kepada kantor-kantor (diwan) pemerintah dimana tulisan tersebut digunakan didewan-dewan pemerintahan itulah khath ini menyebar keseluruh kalangan masyarakat. Seiring dengan perkembangan dan penyebaran kaligrafi jenis diwani ini dalam perjalanannya berefolusi menjadi tiga macam yakni: 1). Khath Diwani ‘Adi. 2) Khath Diwani Mutarabit dan 3). Diwani Djali.

1)      Khath Diwani ‘Adi.
Khath Diwani ‘Adi merupakan khath yang tampak sederhana tertata secara rapi sebagaimana tulisan biasa (‘adi) sesuai dengan cara penulisan yang berurutan sama seperti naskhi dan tidak sedinamis jenis tsulust sehingga cenderung lebih mudah dibaca dari pada khat diwani yang lainnya. Ciri yang sangat mudah kita lihat adalah dari kaki-kaki tulisan yang umumnya berbaris datar dengan ujung-ujung huruf bergelombang dinamis. Berikut contohnya:


2)      Khath Diwani Mutarabit.
Khath Diwani Mutarabit merupakan khath yang cenderung dinamis kurang lebih sama dengan khath tsulust yang menampakkan selang-seling dan persilangan antara satu huruf dengan huruf lainnya sesuai dengan namanya mutarabit yang memiliki arti silang atau bersilangan. Adapun khath Diwani Mutarabit ini juga disebut dengan khath Gazlani yang menurut sejarah penamaan ini bermula dari hasil karya masterpiece Gazlan yang kemudian banyak pengamat kaligrafi yang menisbahkan namanya pada tampilan gaya khat Mutarabit atau Gazlani.


3)      Khath Diwani Djali.
Khath Diwani Djali merupakan khath yang memiliki nilai artistik yang lebih dibandingkan dengan kedua jenis khat diwani diatas. Kelibihan khath yang satu ini tampak pada kedinamisan dan keindahan yang ditampakkan pada selang sening antara huruf dan ornamen serta syakal yang menghiasinya hingga tidak tampak sedikitpun ruang-ruang kosong dari khath ini.

Menurut sejaran khath diwani djali ini adalah hasil dari pengembangan khath diwani ‘Adi yang memiliki ciri yang biasa dan penamaan Djali diambil dari kejelasan tulisan yang ditampakkan. Dengan ciri biasa dan jelas yang ada pada khath ini tidaklantas membuat khat ini terl;ihat kaku akan tetapi khath ini cenderung dinamis, dan ini terlihat dari beberapa bentuk yang menjadi karakter khath Diwani Djali yakni:
Pertama bentuk Diwani Djali Mahbuk, kedua bentuk Diwani Djali Hummayuni, ketiga bentuk Diwani Djali Zauraqi.

4.      Khath Farisi.
Khath Farisi adalah khath yang lebih terkesan seakan-akan bediri sendiri dan sangat berbeda dengan jenis khath-khtah lainnya. Perbedaan yang ditonjolkanoleh khath ini adalah cara penggoresannya yang menampakkan unsur tebal tipis yang sangat contras, sekali tebal dia sangat tebal dan sekali tipis dia sangat tipis, cirikhas inilah yang membuat khath Farisi ini berbeda dari khath lainnya dan sekaligus menjadi kelebihan hingga dia menjadi istimewa yang tidak dimiliki oleh jenis khath lainnya.

Nama khath Farisi ini timbul sesuai dengan dimana dia berkembang sangat pesat dan banyak digunakan disatu tempat yang mewakili atas penamannya yakni di Persia tepatnya di Iran. Dipersi khath jenis ini sering digunakan untuk menulis pada cover-cover buku, kegiatan surat-menyurat dan mengarang serta sebagai ornamen eksterior masjid-masjid di Iran. Khath ini juga disebut dengan khath ta’liq yang merupakan salah satu khath Arab klasik yang tidak bersyakal dan bertazyin[4]

5.      Khath Riq’ah.
Khath Riq’ah adalah khath satu jenis khath yang sering digunakan dalam keadaan yang menuntut penulis atau seseorang untuk menulis secara cepat. Oleh karenanya khath Riq’ah ini sangat banyak digunakan oleh para juru tulis seperti wartawan, siswa atau pelajar, yang paling sering menulis dengan tempo yang cukup cepat. Kecepatan dalam menulis menggunakan khath Riq’ah ini terletak pada keserhanaan dan pola-pola huruf yang cukup silpel dan pendek serta memiliki beberapa huruf yang bisa diringkas seperti huruf Syin yang tanpa gigi, Alif dan Lam tanpa tarwisy dan lengkungan-lengkungan sederhana pada huruf Ya’, Jim, Qaf dan Nun.

Dalam sejarah, penamaan khath ini dengan nama Riq’ah berawal dari makna yang disesuaikan dengan makna kamus yakni (potongan daun untuk menulis) yang seakan-akan dengan menggunakan potongan daunpun khath jenis ini bisa ditulis karena kesederhanaan dan kepraktisannya dalam penulisan. Gaya ini banyak dipakai untuk tulisan tangan biasa yang bersifat sangat praktis dan dianggap paling sederhana karena tidak banyak memiliki lekukan serta digunakan oleh kalangan yang harus menulis cepat. Selain itu kelebihan lain yang dimiliki oleh khath ini adalah dapat menampung kata-kata panjang dengan goresangoresan yang tidak banyak makan tempat.


6.      Khath Kufi.
Khath Kufi adalah khath yang bisa dikatakan sebagai khath yang tertua yang pernah ada, karena dari sekian banya jenis khath yang tersebar diseluruh penjuru dunia merupakan hasil dari evolusi dan gubahab serta perkembangan dari khath kufi itu sendiri. Ciri yang sangat pokok dari khath kufi ini adalah banyaknya sudut disetiap lengkungan hurufnya dan kemudahannya dalam membuat. Karena terlalu mudahnya pembuatan kaligrafi jenis kufi ini banyak orang yang bisa membuatnya tanpa harus belajar dan menguasai kaligrafi secara utuh.

Kaligrafi jenis kufi termasuk dalam kategori mudah karena untuk membuatnya seseorang tidak harus memiliki handam atau bambu sebagai alat tulis melainkan hanya membutuhkan alat tulis seadanya seperti pensil, bolpoint, spidol dan beberapa penggaris, segitiga, dan jangka serta bisa juga dilengkapi dengan media atau kertas bergaris saja. Sedangkan untuk penamaan dari khath kufi itu sendiri diambil dari tempat pertama kali dia ditemukan atau asal muasal khath kufi yakni berasal dari kota Kufah yang kemudian menyebar keseluruh Jazirah Arabia.

Karena kemudahan dalam membuat kaligrafi kufi ini serta kelenturan yang membuatnya mudah beradaptasi dengan media yang ada dan dapat dibuat menjadi berbagai bentuk maka tidaklah ayal jika khath kufi ini menjadi bermacam-macam jenis seperti kufi basit, kufi musattar (handasi tarbi’i), kufi Mutalasiq, kufi muwarraq, kufi muzakhraf, kufi muzayyin nafsah, kufi madfur, kufi muta’assir bil rasm, kufi andalusi, kufi ayubi, dan kufi mamluki.


Sebenarnya masih ada lebih dari seratus jenis lagi dalam bentuk-bentuk kaligrafi yang tersebar diseluruh penjuru dunia ini, hanya saja untuk negara Indonesia yang cukup familiar dan populer serta paling banyak penggunaannya khususnya untuk even MTQ di Indonesia, kaligrafi yang barusaja kita pelajarilah yang menjadi acuan dan dipelajari secara khusus dibidang kaligrafi Arab Indonesia.
HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/cool1.gif"), auto;}